Refleksi Diri: “Nikmatnya Berbagi Dengan Sesama”
2 April, 2011 at 10:45 am 7 komentar
Alangkah indahnya hidup ini jika masing-masing kita menyadari akan eksistenis keberadaan kita di dunia ini. Alangkah cerianya hidup ini jika masing-masing dari kita mau berbagi dengan sesama. Kawan, lihatlah kemesraan keluarga semut di sana, yang mau menyisikan sebagian sisa makanannya untuk saudara-saudara mereka. Alangkah indahnya mereka yang mau bergotong royong dengan yang lain hanya untuk mengangkat sebutir nasi. Alam di sekitar kita telah begitu banyak mengajarkan pada kita bagaimana caranya untuk berbagi dengan yang lain
Kawan, bagilah kebahagiaan kita kepada sesama walapun itu hanya sedikit. Janganlah kita liat nilai dari apa yang kita berikan, tapi lihatlah ketulusan dan keikhlasan kita dalam memberi. Seribu rupiah bagi kita mungkin tidak memiliki arti apa-apa, namun bagi mereka yang tidak seberuntung kita, seribu rupiah merupakan anugrah yang tiada tara, karena dengannya mereka dapat menyambung hidup di dunia ini.
Kawan, masihkah kita tertawa terbahak-bahak sementara di sebelah rumah kita masih ada saudra kita yang termenung memikirkan nasibnya esok hari. Masihkah kita berfoya-foya dengan berpesta ria padahal di sekitar rumah kita masih banyak saudara-saudara kita yang merintih kelaparan. Masihkah kita berbangga diri dengan semua yang kita miliki, masihkah kita menumpuk-numpuk harta kekayaan kita, padahal kita tidak tahu kapan kita akan kembali.
Kawan, apakah kita berfikir bahwa apa yang kita miliki di dunia ini akan kita bawa ke liang lahat. Apakah kita masih berbangga diri dengan apa yang kita miliki sekarang, padahal itu semua hanya kita miliki sesaat saja. Berbagilah maka apa yang kita miliki akan kekal abadi selamanya.
Hidup ini akan terasa indah jika kita dapat berbagi dengan sesama. Rasakanlah betapa nikmatnya jika kita besa berbagi kebahagiaan dengan yang lain. Janganlah kebahagiaan itu hanya kita nikmati seorang, karena itu semua menyebabkan kebahagiaan kita akan cepat sirna. Berbagilah maka hidup ini akan trasa lebih nikmat.
Entry filed under: Refleksi Diri. Tags: indahnya berbagi, Motivasi, nikmat hidup, Refleksi Diri.
7 Komentar Add your own
Tinggalkan komentar
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. Satu Orang Satu | 23 April, 2011 pukul 12:01 pm
Setuju. Untuk berbagi sebenarnya tidak terlalu sulit. Cukup satu orang satu saja 😉
2. indraz | 25 Juni, 2011 pukul 9:14 pm
Saya setuju, saat ini saya sedang berusaha untuk bisa berbagi dengan orang2 disekitar saya…mencoba menyisakan rezeki yg sudah sepantasnya menjadi hak orang lain. Menjadi kebahagiaan tersendiri ketika kt bisa berbagi dengan sesama. Seperti saat q mengalami saat2 sulit menemani alm.putri q Lentera Cinta Azzahra (meninggal usia 7 hari karena penyakit hernia diafragmatika) hingga ke pembaringan terakhirnya. Banyak orang yg mau berbagi dengan q. Support mereka, tenaga, doa, dan finansial mereka tulus ikhlas diberikan kepada kami. terima kasih ya Allah. semoga hamba-Mu ini mampu menjadi hamba-Mu yg senantiasa selalu bersyukur… mari berbagi dengan senyuman dan doa bagi orang2 disekitar kita, karena kita tak akan tahu kapan kita akan sangat membutuhkan pertolongan dari orang2 disekitar kita….:)
3. sonywinata | 31 Maret, 2012 pukul 11:11 am
Betapa kuatnya seseorang,betapa hebatnya,betapa kaya nya sehingga harta nya berlebih dari kebutuhannya,pada akhirnya semua itu akan ditinggalkannya !
Semua hanya TITIPAN sang Pencipta,
KASIHILAH sesamamu !
4. Dwi sulis setyowati | 28 Juli, 2012 pukul 7:10 pm
Alangkah indahnya jk semua itu kita terapkan, supaya perbedaan sosial tdk terlalu mencolok di neg ini….
5. Anonim | 26 Maret, 2014 pukul 5:04 pm
ijin untuk share ya kata kata bijakny..
6. rullywicaksono | 6 Februari, 2017 pukul 12:57 am
Assalamualaikum wr. Wb
Salam sahabat, perkenalkan nama saya rully wicaksono. asal saya demak, niat saya hanya ingin berbagi kebaikan khusus kepada orang yang mengalami kesusahan,
Bismillahirrahmanirrahim
Percaya tidak percaya semua kembali pada pembaca postingan saya, 6 thn yang lalu. awalnya sy seorang pengusaha yang bisa dibilang sukses,tapi banyak yang tidak suka kalau saya sukses, Bisnis saya bangkrut. saya punya anak dua dan mash kecil2, saya sempat putus asa dan tidak tau mau berbuat apa2,.hutang di bank hampir 2m , diperongan jg yang kian menempuk + bunga, Bahkan rumah saya serta pabrik pun disita oleh bank. pada saat itu saya sempat putus asa dan saya sempat mau mengakhiri hidup,tapi setiap saya melihat anak semua putus asa saya hilang.
Iktiar demi iktiar saya lakukan, tapi mengalami jalan buntu. Teman dan saudara semua menghindar, ya begitulah……dikala senang banyak uang bak gula dikerumini semut. Tersirat dalam hati, tersengkur didepan sajadah, dosa apa yang saya lakukan ya tuhan, padahal dikala sukses saya termasuk orang yg dermawan, suka membantu teman, tetangga dan keluarga. Larut dalam kesedihan, kesusahan dan penderitaan ….. Ya tuhan, saya baru sadar bahwa selama ini usaha dan bisnis saya didapati dari hasil uang riba yang saya putarkan.
Bulan terus berganti tidak terasa sudah hampir 2 thn sy berusaha untuk bangkit, apapun pekerjaannya saya lakukan bahkan jadi kuli bangunan, istri jualan sayur dpasar yang penting halal Puasa senin kamis pun sy lakukan agar dimudah doa dan keinginan. Alhamdulillah, ujian itu berakhir, Tuhan memberikan hidayahnya kepada saya meski pun lewat bantuan seorang Kyai. Beliau membimbing ke jalan yang lurus, membenarkan langkah kaki saya yg selama ini salah arah dalam bisnis. Beliau mengajarkan doa2, yang sangat mujarab. Alhamdulillah juga beliau menyarankan saya untuk merintis usaha (Usaha yg beliau sarankan), usaha baru mulai dari nol walaupun harus sakit sakit dahulu. ALLAHUAKABAR, 7bln usaha br yg saya rintis maju pesat. doa saya di ijabah, berkat bimbingan beliau serta arahannya usaha saya sangat pesat berkembang, Alhamdulillah ya ALLAH. Saat menulis kisah ini saya sudah bangkit kembali dan bisa untuk membayar hutang hutang, rasa kepercayaan orang lain timbul kembali. Dan Alhamdulillah saya sekeluarga sudah berangkat umrah . Hanya ALLAH yang bisa membalas budi baik kyai, beliau membantu tanpa Pamrih.
Doa tanpa usaha, adalah suatu kebodohan. Usaha tanpa doa adalah suatu KESOMBONGAN. Yakinlah saudara2ku tiada satu manusia yang lolos dari cobaan , godaan dan ujian. Allah menguji sesuai kadar manusia masing2.
Yuk banyak dhuha, banyak tahajud banyak berbagi dan bersedekahlah karena dengan sedekah suatu saat sedekah itu akan menolong diri sendiri.
Hutang tetaplah Hutang yang harus dilunasi, karena hutang akan dibawa sampai mati dan harus dipertanggungjawabkan kepada Allah swt.
Wassalam, semoga menjadi inspirasi
(rullywicaksono21@gmail.com)
7. Susanti sijabat | 29 Desember, 2017 pukul 1:15 pm
Jika manusia menyadari Dan dapat meniru kerukunan yg terjadi di kehidupan semut mungkin semua Akan bahagia… Tak Akan ada tawa, tak akan ada tangis, tak ada lagi derita diantara kita manusia 😞 jika dikaji dengan singkat hidup itu memang penuh dengan kesulitan, kesusahan, beban yg begitu berat. Tapi jika dikaji lebih dalam lebih panjang hidup itu memang sebuah anugerah. Bersyukurlah kita masih diberi banyak cerita hidup, kita dapat merasakan segala halnya didunia tempat persinggahan kita ini, kadang kita tertawa, menangis, kesepian, kehilangan, terasingkan, tersakiti, dikhianati, dilukai, dibohongi, dicacimaki, disepelekan ahhhh pokoknya masih banyak hal lain yg terjadi dihidup ini. Begitu sulit nya untuk dipahami, tak mampu untuk mengkaji sendiri… Setiap kita manusia harus memang bisa berlapang Dada menerima semua kenyataan Yang ada ☺ semoga kita semakin terberkati 😇😇 itu saja komentar dari saya 😊👍👌